Sabar itu indah... Subhanallah
Sabar itu indah, kata Alquran. Tapi, bukan seperti dipahami oleh orang awam, sebagai sikap pasrah pada nasib yg menimpa. Secara bahasa pun, sabar artinya tahammul, yakni daya tahan/daya pikul. Sebuah kemampuan karunia Allah yg paling besar setelah iman.
Sepanjang jalan ujian, orang sabar "tidak mengeluhkan kepedihan derita kepada siapa pun juga, kecuali kepada Allah Ta'ala", seperti ditulis Al Jurjani. Sabar adalah tanda lulus dalam ujian musibah demi musibah. Hidup memang tidak terlepas dari ujian, agar bisa diketahui secara nyata siapa hamba Allah yang pejuang dan yang sabar dalam perjuangannya (QS Muhammad [47] :31)
Allah akan menganugerahkan shawalat dan rahmat kepada yang sabar. Pahala yg tak terhingga di dunia, dan surga di akhirat. Ujian dgn musibah bukan utk menjatuhkan manusia pada kenistaan. Justru sebaliknya sebagai tanda cinta dan rasa percaya dari Rabbul'alamin kepada hamba-Nya. Nyatanya, para nabi, hamba Allah yang paling dimuliakan dan dicintai-Nya, harus menempuh ujian paling berat, dibanding orang beriman lainnya.
Berat ringannya ujian disesuaikan dengan kadar keimanan yg bersangkutan. Setelah lulus menjalani ujian ada pemutihan dosa-dosa, dan ada promosi ke martabat/derajat yg lebih tinggi. Itulah yg terjadi pada Nabi Ayub AS; mendapat pujian ni'mal 'abd (hamba paling baik), karena dapat membuktikan kesabaran selama delapan belas tahun sakit semacam lepra, yg memakan seluruh tubuh, hanya menyisakan lidah dan jantungnya. Dlm ketiadaan harta semua orang menjauh, kecuali sang istri yg setia berkat iman di dada. Allah mengabulkan doa Ayub: mengangkat penyakitnya, mendatangkan kembali keluarga dan orangĀ² yg bersamanya (QS Al Anbiya [21]: 83-84).
Tanpa kesabaran sama saja dgn orang jatuh lalu tertimpa tangga. Sedangkan dgn kesabaran, berarti memiliki modal pokok bangkit pascamusibah. Bahkan, tersedia energi yg dpt membuka peluang utk lebih maju dr sebelumnya.
Sebagaimana dlm semangat doa musibah yg diajarkan Nabi Muhammad SAW : "Ya Allah berilah hamba pahala dlm musibah ini, dan gantilah musibah ini dgn yg lebih baik."
Ujian ada yg berupa kesenangan. Di sini seorang muslim tetap harus sabar dlm menaati aturan Allah. Dgn sabar, ia menikmati kesenangan tanpa penyimpangan. Sehingga, mengundang nikmat yg lebih besar lagi.(KH Dr Surahman Hidayat MA : Kolom Hikmah di Koran Republika)
ps: buat Ry, maaf telah membebani ry dgn semua keluh kesahku, disini ak slalu mendoakan yg terbaik buat Ry, ak masih sayang Ry.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home